Uni Eropa Pernah Kuasai 50 persen Pasokan Minyak Sawit Dunia

SAWITKU- Mental penjajah negara negara di Uni Eropa sepertinya tidak pernah surut

Sejak abad ke 15 hingga kini, Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjajah yang pernah menguasai banyak negara di Asia, seperti Indonesia dan Filipina.

Ekonomi menjadi alasan lain mengapa orang Eropa menduduki begitu banyak negara.

Bahkan, tidak banyak yang menyadari bahwa Kolonisasi membuka rute perdagangan dari Amerika ke Eropa, dengan perdagangan perak abad ke 16 hingga ke 19 menandai salah satu langkah pertama menuju ekonomi global.

Baca Juga: Usulan Jokowi Bikin Kartel Sawit dan Nikel Bikin Negara Maju Ciut

Saat ini, negara-negara Uni Eropa kembali melakukan penjajahan dengan mengadopsi aturan baru soal impor sejumlah komoditas. Diantaranya minyak kelapa sawit, kopi, kakao alias biji coklat, dan karet.

Indonesia sebagai eksportir komoditas-komoditas tersebut bakal terdampak.

Ironisnya, sumber daya alam tersebut sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia. Pada awalnya komoditas ini ditatanam oleh orang-orang Eropa.

Baca Juga: Jegal Ekspor Sawit Indonesia, “Kampanye Basi”, Deforestasi Setara Lapangan Sepak Bola Digoreng Lagi

Baca Juga: Suhu Bumi Melampaui Batas, Indonesia Perlu Segera Bersiap

Dr Pauline Von Hellerman dari Goldsmith University dan penulis Red Gold: A Global Environmental Anthropology of Palm Oil mencatat bahwa minyak kelapa sawit digunakan di daerah asal tumbuhan itu di Afrika Barat sejak 5.000 tahun lalu.

Penggunaan minyak sawit itu kemudian diketahui para kolonialis Eropa yang tiba di pantai Guinea pada abad ke-15.

Pada 1807, saat Inggris menghapuskan praktik perbudakan yang jadi sumber penghasilan kolonialis di Afrika Barat, produksi minyak sawit mulai jadi industri alternatif.

Produksinya diekspor ke Eropa sebagai pelumas mesin-mesin Revolusi Industri.