SAWITKU-Masa depan pertanian di dunia ini, pada hakekatnya sangat ditentukan oleh kualitas lahan pertanian dan keberadaan para petani yang akan menggarap lahan pertanian tersebut.
Selain itu, tentu masih ada hal-hal lain yang menjadi kekuatan dalam mempertahankan keberlanjutan pertanian itu sendiri. Salah satunya adalah keberpihakan Pemerintah saat ini untuk melestarikan sektor pertanian.
Betul, bila ada pandangan yang menyatakan sektor pertanian itu perkasa. Pertanian memang keren. Bahkan pertanian layak dikatakan sebagai sektor yang tidak ada matinya.
Baca Juga: Mudik gratis 2023 Bareng Alfamart, Diantar Pakai Pesawat, Mau
Itu sebabnya, sebagai bangsa yang hidup di negeri agraris, kita memiliki kehormatan untuk menjaga, memelihara dan melestarikan pertanian sebagai sumber kehidupan dan sumber penghidupan masyarakat.
Adanya perilaku oknum yang ingin meminggirkan sektor pertanian dari panggung pembangunan, tentu perlu kita lawan. Jangan biarkan pertanian termarginalkan hanya untuk memuaskan kepentingan segelintir orang. Pertanian adalah investasi kehidupan dari generasi ke generasi.
Pertanian inilah yang membuat nyawa bangsa tersambung dari waktu ke waktu.
Selanjutnya, di negara kita sendiri, paling tidak, ada dua persoalan serius, mengapa lahan pertanian pangan pantas disebut merisaukan.
Baca Juga: Belanja di Indomaret, Bisa Mudik Gratis 2023, Berikut Syarat dan Ketentuannya
Pertama karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian pangan produktif ke non pertanian yang terekam semakin membabi-buta, dan kedua adanya fakta, lahan pertanian pangan, khususnya sawah, kini sedang sakit parah, karena lebih dari 50 tahun, terus-terusan dibombardir oleh penggunaan pupuk kimia.
Di negeri ini, alarm krisis lahan pertanian, sebetulnya telah berkelap-kelip sejak lama. Sinyalnya, sudah bukan kuning lagi, namun sudah memperlihatkan warna kemerah-merahan.
Anehnya, jarang sekali para penentu kebijakan, baik di tingkat Pusat atau Daerah yang serius mencermatinya.
Alih fungsi dan semakin tidak sehatnya lahan pertanian pangan, bagi mereka dinilai sebagai hal yang biasa-biasa saja, sehingga tidak ada penanganan serius yang ditempuh Pemerintah.
Baca Juga: Mudik Gratis 2023 Diantar Pakai Hyundai Stargazer Plus THR Rp20 Juta, Mau
Artikel Terkait
Kolom Entang, Manuk Hiber ku Jangjangna Jalma Hirup ku Akalna
Kolom Entang, Fleksibilitas Harga Gabah dan Beras
Kolom Entang, Jangan Lagi Cadangan Beras Pemerintah Amburadul
Enam Alasan Komisaris BUMN Bergaji Jumbo, Terakhir Paling Ngeri