Kampanye Negatif Sawit UE dan "Musuh Dalam Selimut" Penggiat Lingkungan Indonesia

- Sabtu, 4 Maret 2023 | 09:46 WIB
Kampanye negatif sawit
Kampanye negatif sawit

SAWITKU-Kampanye anti sawit bukanlah hal baru. Sejak awal tahun 1980-an kampanye ini sudah dilakukan.

Pada tahun 1981 produsen minyak kedelai yakni American Soybean Association yang merupakan pesaing utama minyak sawit telah menuding minyak sawit punya kandungan kolesterol.

Hanya saja tudingan itu kemudian dapat ditepis. Secara ilmiah kelapa sawit tidak menghasilkan kolesterol. Kolesterol hanya dihasilkan dalam tubuh hewan dan manusia.

Baca Juga: Pamer Harta di Medsos Berujung Nestapa, Bea Cukai Bebas Tugaskan Eko Darmanto

Gagal dengan isu kolesterol, pada tahun 1990-an minyak sawit kembali dituding sebagai penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sekali lagi, tuduhan ini pun kandas setelah para ahli gizi dan ahli kesehatan termasuk ahli dari negara barat membuktikan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Bahkan sebaliknya kandung vitamin A dan vitamin E yang banyak dalam minyak sawit berpotensi mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.

 Baca Juga: Wapres Minta GAPKI Berdayakan Industri Sawit Rakyat Lewat Pondok Pesantren

Tidak berhenti disitu saja, pada tahun 2000-an sampai sekarang, kampanye anti sawit mengusung tuduhan baru yaitu perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan dan penyebab pemanasan global.

Tuduhan ini juga membuat kita tertawa karena negara-negara barat menyembunyikan kesalahan masa lalunya dan borok masa kini.

Dulu waktu pembangunannya, mereka menghabiskan seluruh hutannya dengan kata lain melakukan deforestasi secara membabi buta yang mengakibatkan hilangnya satwa-satwa didalamnya.

Baca Juga: Miris, PPATK Endus Dana Hasil Kejahatan Lingkungan Sebesar Rp1 Triliun Mengalir ke Oknum Parpol

Baca Juga: Era Perdagangan Karbon, Erick Thohir Ingatkan Indonesia Jangan Jadi Penonton

Alhasil satwa-satwa sub tropis yang dulu dikenal melalui buku-buku Sejarah Dunia saat ini sudah tidak ada lagi (punah) dan tinggal kenangan. 

Halaman:

Editor: Tommy Pardede

Sumber: GAPKI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kolom Entang, Melestarikan Ruang Pertanian

Rabu, 24 Mei 2023 | 06:37 WIB

Kolom Entang, Satu Data Pertanian Indonesia

Rabu, 17 Mei 2023 | 06:00 WIB

Kolom Entang, Menanti Keperkasaan BULOG

Rabu, 10 Mei 2023 | 06:37 WIB

Kolom Entang, Capres Pro Petani

Rabu, 3 Mei 2023 | 08:55 WIB

Kolom Entang, Ukuran Sukses Food Estate

Selasa, 2 Mei 2023 | 06:36 WIB

Kolom Entang, Harga Beras Wajar

Jumat, 28 April 2023 | 07:54 WIB

Kolom Entang, 50 Tahun HKTI

Kamis, 27 April 2023 | 06:38 WIB

Kolom Entang, Gerakan Mengerem Konsumsi Nasi

Rabu, 26 April 2023 | 08:44 WIB
X