SAWITKU-Paling tidak, ada dua persoalan serius, mengapa lahan pertanian pangan pantas disebut krisis.
Pertama karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian pangan produktif ke non pertanian yang terekam semakin membabi-buta.
Kedua adanya fakta, lahan pertanian pangan, khususnya sawah, kini sedang sakit parah, karena lebih dari 50 tahun, terus-terusan dibombardir oleh penggunaan pupuk kimia.
Baca Juga: Mahfud MD Punya Bukti Rafael Alun Cuci Uang Sejak 2013
Di negeri ini, alarm krisis lahan pertanian sendiri, sebetulnya telah berkelap-kelip sejak lama. Anehnya, jarang sekali para penentu kebijakan, baik di tingkat Pusat atau Daerah yang serius mencermatinya.
Alih fungsi dan semakin tidak sehat dan dinilai sebagai hal yang biasa-biasa saja, sehingga tidak ada penanganan serius yang ditempuh Pemerintah.
Ironis memang. Di saat para pegiat konservasi lingkungan dan lahan berjuang untuk menekan alih fungsi lahan yang membabi-buta, ternyata para penentu kebijakan terlihat seperti yang tidak hirau atas fenomena yang tengah berlangsung.
Baca Juga: Delapan Jam Diperiksa, Rafael Alun Pulang Naik Innova Butut
Lebih sedihnya lagi, Pemerintah seperti yang kurang peduli dengan semakin mengecilnya "ruang pertanian". Mereka dengan gampang, seolah tanpa beban, merevisi RTRW sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Risikonya, lahan pertanian pangan semakin mengecil yang membuat produksi tidak mampu ditingkatkan secara signifikan.
Hal ini barangkali yang membuat Provinsi Jawa Barat dapat disalip oleh Provinsi Jawa Tengah dalam menghasilkan produksi padinya.
Baca Juga: Rafael Alun Bantah Punya Jeep Rubicon, Land Cruiser dan Harley Davidson
Alih fungsi lahan yang terjadi di Jawa Tengah tidak seheboh yang berlamgsung di Jawa Barat.
Di sisi lain, upaya Pemerintah untuk melakukan pencetakan sawah baru, hampir tidak ada yang memuaskan.
Artikel Terkait
Kolom Entang, Leutik Cahak Gede Cohok
Kolom Entang, Menyosong Kenaikan HPP
Kolom Entang, Bulog dan Panen Raya