• Sabtu, 30 September 2023

Hilirisasi Pasir Kuarsa di Rempang Kepri, Berkah atau Bencana

- Minggu, 17 September 2023 | 16:11 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia  bersama CEO Xinyi Glass Holding Gerry Thung
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama CEO Xinyi Glass Holding Gerry Thung

 

SAWITKU- Kebijakan pemerintah untuk melakukan hilirisasi komoditas pasir kuarsa atau silika di Pulau Rempang menawarkan kesempatan emas  sekaligus bencana bagi warga Pulau ini.

Kota ini akan mempunyai industri hilirisasi kuarsa terbesar di Indonesia. Namun, sayangnya, hingga kini belum ada kajian bahwa investasi itu mampu menyejahterakan warga di sekitar sentra hilirisasi.

Arah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dengan hilirisasi kuarsa di Pulau Rempang diungkap pengamat ekonomi Suyono Saputra, beberapa waktu lalu.

“Ini akan jadi yang pertama dan terbesar di Indonesia,” ujar Suyono yang juga dosen ekonomi Universitas Internasional Batam.

Baca Juga: TW Cerita Kisruh Hilirisasi Hingga Kawasan Judi di Rempang Eco City

Ia menerangkan, Produk turunan yang bakal dihasilkan antara lain bahan baku kaca hingga barang jadi kaca untuk otomotif dan panel surya untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Pasar global untuk kedua produk tersebut masih sangat besar pada masa datang.

Sumber pasir kuarsa juga masih sangat besar. Di Kepri ada di Lingga dan Natuna, termasuk juga pasir laut Kepri dengan kandungan silika hingga 94 persen terhampar di endapan hingga miliaran kubik menunggu untuk digarap.

“Jika nanti berkembang, smelter kuarsa di Rempang tentu butuh tenaga kerja yang banyak. Selain tenaga kerja asal China, tenaga kerja lokal tentu harus juga diperhatikan,” tegas Suyono.

“Seperti halnya smelter di daerah lain, dampak ekologi juga harus menjadi prioritas agar manfaat ekonomi yang ingin dicapai justru berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.”

 Baca Juga: Pratikno : Kelanjutan Ekonomi Tergantung Peran Industri Perangi Krisis Iklim

Hal itu berkaitan dengan rencana investasi perusahaan asal China Xinyi Group yang digandeng oleh PT Makmur Elok Graha.

Xinyi akan membangun hilirisasi pasir kuarsa atau silika menjadi kaca. Seperti nikel, Jokowi berencana melarang ekspor pasir kuarsa karena memiliki industri turunan yang besar.

MEG menggandeng Xinyi Glass Holding untuk membangun hilirisasi kuarsa di Pulau Rempang dengan investasi hingga USD11 miliar atau setara Rp172 triliun.

Halaman:

Editor: Tommy Pardede

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Memacu Semangat Penyuluh Pertanian

Jumat, 22 September 2023 | 10:00 WIB

Naikan harga Gabah, Turunkan Harga Beras

Rabu, 20 September 2023 | 08:00 WIB

Hilirisasi Bukan Monopoli korporasi, UMKM Dilibatkan

Senin, 11 September 2023 | 08:00 WIB

Pengamat Sebut Food Estate Tak Perlu Buka lahan Baru

Senin, 28 Agustus 2023 | 08:00 WIB

Palm Co Bakal Tambah Jajaran BUMN Kelas Dunia

Senin, 14 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Jalan Panjang Menuju Swasembada Pangan

Senin, 14 Agustus 2023 | 05:05 WIB

Pelabuhan CPO di Mukomuko Dirancang Aman Gempa

Senin, 31 Juli 2023 | 09:00 WIB

Oh, Tesso Nilo, Ha ha ha

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:26 WIB
X