SAWITKU-Hari Air Sedunia 22 Maret selalu diperingati setiap tahun. Peringatan Hari Air bertujuan agar kita terus mewaspadai ancaman krisis air yang melanda seluruh belahan Bumi.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ancaman krisis air menjelang kemarau 2023 semakin nyata di Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, krisis air sebagai imbas dari perubahan iklim yang mengganggu siklus hidrologi makin nyata.
Baca Juga: Swasta Monopoli Bisnis Air Mineral, Akses Masyarakat Konsumsi Air Minum Bersih Makin Sulit
Beberapa wilayah mengalami kebanjiran, namun ada yang malah kekeringan.
Krisis air melanda hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi krisis global yang harus diantisipasi oleh setiap negara, baik itu negara maju atau berkembang. Makanya, isu ini harus menjadi perhatian bersama seluruh negara tanpa terkecuali.
World Meteorological Organization (WMO) pada tahun 2022 yang lalu menyebutkan bahwa kekeringan dan kelangkaan air sudah melanda Eropa, Amerika Utara Barat, Amerika Selatan Barat, Mediterania, Sahel, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, Australia Tenggara dan sejumlah wilayah lain di Bumi.
Baca Juga: PPATK Tegaskan Pencucian Uang Rp300 Triliun di Kemenkeu Terjadi Sejak 2009
Namun pada saat bersamaan, banjir juga melanda di beberapa wilayah, seperti Easton Sahil, Pakistan, Indonesia, hingga Australia Timur.
Menurut dia, tidak ada perbedaan antara negara maju dan negara berkembang. Keduanya sama-sama akan menderita karena kekeringan dan banjir.
Untuk itu BMKG mengajak masyarakat untuk memanfaatkan air hujan dengan memanen air hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung, sebagai persiapan menghadapi kemungkinan krisis air.
Baca Juga: Tak Berizin, Tiga Kebun Sawit Ini Terus Babat Hutan Papua
Dwikorita mengatakan dalam waktu beberapa bulan yang akan datang, curah hujan dengan intensitas rendah diprediksi bisa terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Beberapa sektor yang mungkin terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan, perlu mengambil langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan sebagai akibat dari kondisi curah hujan rendah tersebut.
Artikel Terkait
Kutai Kartanegara Bakal Pasok Air baku ke IKN
Degradasi Lingkungan dan Iklim, Jokowi Sebut Ketersediaan Air Bersih Harus Jadi Isu Penting
Perubahan Iklim Sebabkan Krisis Air dan Kekeringan, Indonesia Ajak Dunia Peduli