SAWITKU-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengungkapkan konsesi tambang nikel di Indonesia luasnya mencapai 1.037.435,22 hektare pada 2022. Dari luasan itu, seluas 765.237,07 hektare berada dalam kawasan hutan.
"Pemberian konsesi pertambangan nikel 2022 menjadi 1.037.435,22 hektar di mana 765.237,07 hektar diantaranya berada dalam kawasan hutan," kata Puspa Dewy, Kepala Divisi Kampanye Walhi, Selasa 16 Mei 2023.
Seperti Dilansir dari CNN Indonesia, Dewy mengatakan, luasan konsesi nikel itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Beraroma KKN, INDEF Sebut Masyarakat Tolak Subsidi Mobil Listrik Jokowi
Pada 2021, Walhi mencatat luasan konsesi pertambangan nikel mencapai 999.587,66 hektare. Seluas 653.759,16 hektare di antaranya berada di kawasan hutan.
Puspa menjelaskan, meningkatnya luasan konsesi untuk pertambangan nikel tersebut dipengaruhi oleh ambisi pemerintah terhadap mobil listrik.
Nikel dibutuhkan untuk memenuhi pembuatan baterai listrik.
Baca Juga: Faisal Basri :Kebijakan Subsidi kendaraan Listrik Tak tepat, Banyak Orang Jokowi Berbisnis Disana
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Perpres No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Kemudian, presiden mengeluarkan Inpres No 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pemerintah juga memberikan insentif kepada pengusaha mobil listrik."Dengan memberikan insentif fiskal dan nonfiskal," ujarnya.
Baca Juga: Moeldoko dan Luhut Berbisnis Kendaraan Listrik, Faisal Basri Sebut Kebijakan Subsidi Tidak Tepat
Puspa menyebut pertambangan nikel yang masif, terutama di kawasan hutan menjadikan lingkungan terancam.
Dia mencontohkan Sungai Ake Wosia di Halmahera Tengah saat ini diketahui tercemar imbas pertambangan di wilayah tersebut.
Artikel Terkait
Sawit dan Nikel Dihambat Masuk UE, Jokowi Ingatkan Asteng Sebagai Kekuatan Baru
Usulan Jokowi Bikin Kartel Sawit dan Nikel Bikin Negara Maju Ciut