Toto (50) seorang penampung krey warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya pekan ini memasarkan ke wilayah Tangerang dan Bogor sebanyak 30 ribu lembar keray.
Sedangkan, pekan depanya lagi ke Serang dan Cilegon sebanyak 20 ribu lembar keray. Pengiriman produksi keray itu, karena sudah memiliki pelanggan tetap yakni pedagang pengecer. "Semua produk keray itu ditampung dari perajin Lebak dan dijual Rp40 ribu/lembar,"katanya menjelaskan.
Baca Juga: Harga Cabai Tak Lagi “Pedas”, Petani Merugi Rp3,8 Trilun
Mereka dibina dan dilakukan pelatihan keray sawit karena potensi bahan baku terdapat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit. Masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Leuwidamar dan Cileles.
Saat ini, perajin keray sawit yang tergabung paguyuban tercatat 450 orang perajin dan tersebar di Desa Rangkasbitung Timur dan Pasir Tanjung Kabupaten Lebak. Perguliran keuangan perajin keray sawit mencapai ratusan juta rupiah per bulan dengan produksi rata-rata 200-300 lembar per anggota. "Kami mendorong kerajinan keray terus berkembang sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan juga dapat menumbuhkan ekonomi keluarga," katanya.***
Artikel Terkait
Perkebunan Sawit di Sarawak, Masih Jadi Primadona bagi Pekerja Migran Indonesia
Asosiasi Sawit Harus Jadi Influencer Agar Pasar Global Tidak Tergerus
Ngeri, KLHK Identifikasi 3,4 juta Hektar Lahan Sawit Masuk Kawasan Konservasi Tinggi