SAWITKU-Chairman Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky Oesman Widjaja mengatakan, minyak sawit telah menjadi kontributor utama ekspor Indonesia dengan kontribusi sekitar 40 miliar dolar AS atau setara Rp600 triliun sepanjang tahun 2022.
Menurut Franky, hal itu bisa dicapai karena minyak sawit masih menjadi minyak nabati paling produktif di dunia.
Franky menyampaikan, sawit mampu menghasilkan produksi lima hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan minyak nabati lain yang ada.
Baca Juga: Usia 35 Tahun, Jadi Guru Besar Termuda UGM, Ini Profil Pramaditya Wicaksono
“Hanya dengan luasan delapan persen dari total lahan yang digunakan untuk memproduksi minyak nabati, dapat memasok 40 persen dari kebutuhan minyak nabati dunia saat ini,” kata Franky ketika menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertemakan Fuels of the Future for Low Carbon Industri Solution di gelaran Indonesia Sustainability Forum 2023 di Jakarta, Kamis 7 september 2023.
Franky menyampaikan, pelaku usaha optimistis dengan pengembangan sawit ke depan. Salah satunya melalui program biodiesel 35 persen (B35) yakni kebijakan campuran 35 persen minyak sawit dan 65 persen solar.
Franky menargetkan penyaluran hingga 3,15 juta kiloliter biodiesel di tahun ini.
Baca Juga: Jadi Biosolusi, Bos Sinar Mas Bilang Sawit Berkat Tuhan YME Bagi Indonesia
Selain untuk kendaraan bermotor, minyak sawit mulai diolah menjadi campuran bahan bakar pesawat namun tanpa mengesampingkan kebutuhan sawit untuk pangan.
“Kita dapat melakukan hal yang sama di angkasa, seperti yang telah kita buktikan dengan sukses di daratan,” ujar Franky.***
Artikel Terkait
Tak Hanya Hemat Devisa Rp55,23 Triliun, Biodiesel Bikin Harga CPO Stabil
Peneliti Sebut Limbah Biodiesel Cocok buat Campuran Aspal
Moncer Tekan Emisi Karbon, Penggunaan Biodiesel Dalam Negeri Perlu Disokong
Kemenko Sebut B40 Bakal Kukuhkan Indonesia Sebagai Pemain Utama Biodiesel Global